Sustainable development goals (SDGs) didefinisikan sebagai kemampuan yang berkelanjutan untuk berkembang dalam memenuhi kebetuhan (Kates RW et al, 2005). Millenium development goals (MDGs) yang diadopsi pada tahun 2000, tidaak secara signifikan mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Mei 2013 tiga kepala negara bertemu dan membentuk global tematik konsultasi, termasuk kesehatan, untuk lebih dari 80 negara. Negara-negara yang tegabung dalam SDGs berkomitmen untuk merubah agenda dalam pengembangan negara, terutama dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan lingkungan yang menjadi determinan kesehatan (Buse dan Hawkes, 2015).
SDGs memiliki ambisius yang lebih pada kesehatan, baik tujuan dan target yang dituju dari pada MDGs. Tujuan utama dari SDGs adalah pertumbuhan ekonomi, perkembangan sosial, dan perlindungan lingkungan (Tangcharoensathien et al, 2015). Jika tujuan SDGs tidak tercapai maka manusia tidak bisa berkembang lagi karena jumlah yang menurun dan kesakitan, berbagai kondisi sosial ekonomi juga tidak mampu berkembang. Tujuan SDGs berhubungan dengan tujuan kesehatan masyarakat. SDGs bertujuan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan yang dapat dilakukan dengan praktik-praktik pencegahan penyakit dan menyehatkan lingkungan sesuai dengan tujuan dari kesehatan masyarakat (Editorials, 2003).
Indikator, nilai-nilai, dan praktek yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan SDGs antara lain dengan mengintegrasikan sistem sosial-ekologi dan pendidikan yang memadai mengenai kesehatan; proses yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan dapat mencapai semua, baik biofisik, sosial dan politik; panduan untuk mengevaluasi dan mengatur implementasi tujuan SDGs (Norstorm et al, 2014). Nilai-nilai yang digunakan untuk mencapai tujuan SDGs disesuaikan dengan kondisi masing-masing ditiaap negara, dan dilakukan oleh penduduk di negara tersebut. Selain itu, para investor swasta diharapkan dapat menginvestasi sejumlah dana yang dapat digunakan untuk menjalankan program SDGs (UNCTAD, 2014).
Epidemiologi nutrisi adalah studi yang dilakukan untuk mengetahui determinan faktor yang berhubungan dengan nutrisi yang dapat mempengaruhi kesehatan. Tujuan ketiga dari SDGs adalah meyakinkan adanya hidup sehat dan promosi kesejahteraan pada semua usia. Permasalahan nutrisi berkontribusi pada terjadinya NCD yang menyebabkan kematian. Program MDGs mengesampingkan NCD karena penyakit yang diderita tidak disebabkan oleh virus. Menurunkan kematian yang disebabkan non communicable diseases (NCD) dengan perbaikan nutrisi merupakan salah satu tujuan dari SDGs (Hawkes and Popkin, 2015). Untuk itu, perlu dilakukan studi nutrisi untuk mengetahui permasalahan nutrissi di masyarakat yang dapat menyebabkan NCD dan kematian, sehingga menghambat penccapaian tujuan SDGs.
Epidemiologi lingkungan adalah studi yang mempelajari keadaan lingkungan yang mempengaruhi kesehatan. Tujuan keenam dari SDGs adalah untuk meyakinkan tersedianya air dan sanitasi yang berkelanjutan. Epidemiologi lingkungan dalam hal ini berperan dalam studi deskriptif dan analisis lingkungan, menghasilkan data observasi, dan konsentrasi pada popilasi yang dibutuhkan guna mencapai tujuan SDGs (Jones and Barlett, 2010).
Epidemiologi penyakit kronik menekankan pada faktor langsung dan tidak langsung yang menyebabkan penyakit atau kesakitaan kronik (Kuller, 1987). Epidemiologi penyakit infeksi menekankan pada pengawasan lingkungan geoggrafis atau teemporal yang dapat menyebabkan infeksi (Kuller, 1987). Kedua epidemiologi ini berkontrribusi pada penciptaan pengumpulan data-data yang berhubungaan dengan penyakit kronik dan infeksi yang menyebabkan kematian dan kesakitan. Program SDGs dapat menggunakan data-data tersebut untuk mencapai tujuan meyakinkan adanya hidup sehat dan promosi kesejahteraan pada seluruh lapisan usia (Tangcharoensathien et al, 2015).
Epidemiologi sosial berfokus pada efek dari faktor-faktor struktur sosial yang berpengaruh pada kesehatan dasar (Honjo K, 2004). Salah satu tujuan SDGs adalah penyetaraan gender pada wanita dan anak perempuan, terutama pada kualitas dan kemampuan/tenaga. Adanya epidemiologi sosial diperoleh budaya sosial di masyarakat yang membeda-bedakan sesuatu berdasarkan gender, sehingga tidak sedikit wanita dan anak perempuan yang kurang sejahtera hidupnya.
Epidemiologi perilaku adalah identifikasi perilaku-perilaku yang berhubungan dengan penyakit. Perilaku yang diidentifikaasi lebih berfokus sebagai perilaku penyebab terjadinya penyakit (Editorial, 1985). Studi epidemiologi berfungsi ssama dengan epidemiologi yang lain, yaitu diganakan data-data observasi yang dikumpulkan untuk mencapai tujuan dari SDGs dengan merancang tindakan untuk meminimalkan hambatan.
Epidemiologi ekologi adalah studi epidemiologi yang berfokus pada faktor-faktor degterminan dari ekologi yang dapat mempengaruhi kesehatan (Susser dan Susser, 1996). Studi epidemiologi ini lebih berfokus pada faktor-faktor biologi yang terdapat di ekologi, seperti nyamuk, lalat, atau organisme lainnya. Target SDGs untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dapat berpedoman pada data yang dikumpulkan oleh epidemiologi ekologi ini.
Epidemiologi gaya hidup merupakan studi yang paling sering dilakukan. Studi ini berfokus pada data gaya hidup yang dijalani dan hubungaannya dengan kesehatan (Shlomo dan Kuh, 2002). SDGs bertujuan untuk mengakhiri kelaparan, menerima makanan yang aman dan meningkatkan nutrisi. Berbagai faktor yang berpengaruh pada kesehatan harus diminimalkan, termasuk gaya hidup berbahaya seperti makan makanan iinstan, merokok, minum alkohol, dan tidak olah raga bertolak belakang ddengan tujuan SDGs. Gaya hidup seperti itu membahayakan kesehatan dan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit non virus (dikenal dengaan nama non communicable disease) yang bisa berakhir pada kematian.
Pendekatan yang dilakukan dalam program SDGs sudah dapat untuk mencegah dan mengatasi penyakit infeksi dan kronik karena pendekatan yang dilakukan tidak lagi menggunakan daftar penyakit secara spesifik seperti pada program MDGs. Dengan demikian, segala bentuk infeksi dan penyakit kronik yang menyumbang kesakitan dan kematian mendapatkan perhatian dari penyelenggara dan pelaksanan program SDGs (Hotez dan Herrick, 2015)
Usaha pencapaian tujuan SDGs dilakukan oleh semua pihak, dari tingkat nasional sampai daerah berperan dalam pencapaian tujuan. Belajar dari keberhasilan Indonesia dalam pencapaian tujuan MDGs, maka institusi nasional berperan dalam melakukan kerjasama dengan pihak-pihak swasta untuk mendapatkan dukungan yang lebih besar melalui investasi, pemerintah daerah juga turut berperan dalam mengimplementasikan program SDGs dan mengawasi pelaksanaannya (Ida L, 2014).